Percakapan Semalam
Jauh
di terik hari kita berjalan memikul beban yang berat, begitu berat!! Diremang
ini ku temui penginspirasi unik yang membangkit gelora yang selama ini terpuruk
sepi. Kau begitu menggugah semangat hingga aku tak sadar kalau aku terus berlutut
mencerita keluh kisah ini kepadamu, kau wanita tegar; penyemangat. Senja itu
menimbun sejuta kenangan melonggarkan gembok hati ku yang selama ini terasa
jauh akan cinta. Dulu, bagiku cinta tak ada makna, menyusahkan dan
mempertarungkan harga diri. Namun kini cinta itu tereksplor kembali setelah
perjalanan yang begitu singkat di sebuah sungai kecil, kota tua di Padang.
Di
senja itu kau ubah fikir ini jadi nyata akan cinta. Seakan hati ini terhidupi
kembali dengan lembut nya intonasi suaramu, imut ruman mu juga mengstatiskan
pandangku tuk terus menatap indah nya alunan bibir yang melantunkan sejuta
harap, menyuplai sebuah ketenangan yang selama ini tenggelam bersama kesibukan
ku.
Matahari
terus menepi dan akan menjemput sobat sejatinya yaitu senja nan malang. Di
sudut sana masih banyak pasangan-pasangan kekasih yang sedang memadu cinta
sambari menikmati sang surya melambaikan senyum terakhirnya tuk semua penikmat
keindahan nya. Senja ini masih terasa bergetar bagiku, ku lirik kiri dan kanan
yang terlihat hanya mereka-mereka yang sedang berkasih sayang namun beda dengan
ku. Aku hanya seorang mahkluk Tuhan yang berjalan dengan seorang wanita “Imut ;
Penyelamat” . hanya istilah itu yang muncul di benak ini karena sungguh dia
penyelamat cinta ku. Biar mereka datang mencibirku karena sungguh mereka tak
tau apa yang sedang ku alami saat ini.
Cinta
bagiku tak memakai istilah, cinta hanya sebuah perasaan yang tak tau kapan dia
menghampiri. Namun, tak jarang juga cinta itu perlu kita cari, kita tilik dan
mendekati tuk mengetahui bahwa masih ada secuil rasa yang tersisa untuk kita.
Mungkin di senja ini aku telah melakukan itu untuk menambahkan kecerahan jiwa
yang selama ini hanya gulita yang mengisi. Jadi aku tak peduli!! biar orang
berkata apa, biar mereka mengatakan aku penggila rasa sungguh bagiku itu
kedamaian hakiki karena bertemu dengan si gadis manis kerudung biru. Senja
jangan lah cepat kau menutup mata aku masih ingin berbagi rasa dengan nya. Jika
kau pun ingin menghilang sisakan sedikit cahaya untuk ku biar ku bisa melihat
aroma bibir manis nya. Senja berikan aku satu kesempatan tuk terus menggali
kedalaman hati biarkan ku tata hati ini jadi bintang cemerlang di malam ini.
Ingin
ku pelankan gerak langkah ini biar waktu sedikit terlihat lama. Namun apa daya
ku waktu berkunjung memisahkan aku dengan nya dan aku berjanji akan ku tuliskan
cerita ini di buku harianku kelak anak-anak cucu ku akan mengetahuinya kalau
aku pernah bertemu sesosok wanita yang berpetualang di hatiku di senja ini.
Hehehehe….. sambari tertawa pelan ku tutup senja ini dengan hati yang lega.
Adzan
subuh membangunkan ku tuk temui segayung air di sumur. Setelah selesai
melaksanakan kewajibanku sebagai muslim sejati. Terus ku ambil Si biru mudaku
dan ku tuliskan kenangan ini dengan mata melotot. Sedikit ku bayangkan senja
yang terlewat begitu indah berjalan dengan harapan penuh kemenangan dihati
tertawa kecil, begitu polos nya hati ini ya Allah sehingga aku terbuai dengan
curhatan yang mengindahkan senja itu.
Hasrat
mugkin ingin memiliki namun kesempatan tak sebesar dulu. Cinta sekarang butuh
perjuangan khusus, banyak yang harus di pertimbangkan dan aku tak ingin cinta
meresahkan jiwa ini. Yang ku ingin hakekat cinta sejati, bukan waktu ku lagi
tuk terus bermain dengan perasaan karena terlalu banyak hati yang tersakiti
karena cintaku.
Biarkan
waktu terus berjalan pelan dan akhirnya nanti ku akan menemui cinta karena ku
yakin Tuhan telah mempersiapkan itu untuk ku. Aku meyakini nya jika waktu tak
bertahan lama untuk ku dalam sekejap mata berkedip akan hadir sebuah cinta
simetris untuk ku yang akan mengubah pola hatiku, mengarah ke arah sumbu datar
cinta hakiki. Sekarang fajar telah hilang tinggal bercak-bercak jingga di ufuk
timur yang menyadarkan aku pagi datang menjelma.
Menyambut
sang pagi dengan senyuman sejagad aku pun bergegas melaksanakan aktifitas
biasa. Kuliah… ya kuliah itu lah kegiatan sehari-hari ku. Sebagai seorang
Mahasiswa Beasiswa aku bertekad menjadikan ini sebuah kesempatan emas yang mana
emas itu masih tertanam dalam-dalam di dasar gunung sekarang tugas ku untuk
menggali gunung tersebut walaupun terjal menunggu akan ku hilangkan rasa gamang
itu dan kelak aku akan persembahkan sebongkah emas perjuangan ku di depan-depan
mereka yang telah menyuplaikan aku energi mekaniknya sehingga aku mampu
berjalan dan terus bergerak tuk menggali sebuah kemenangan yang tertimbun di
dalam gunung perjuangan ini.
Meski
sebagai Mahasiswa yang makan, minum, jajan, dan perlengkapan lainnya di
tanggung Negara. Namun, tak jarang juga aku menapakan kaki ini di aspal. Hehe
jalan kaki maksud nya. Mmmm maklum uang sering macet.
Dengan
perasaan berharap sesuatu yang tak pasti adanya, ku terus ayunkan langkah kaki
ini dengan pelan hingga sampai di FMIPA salah satu fakultas yang harus ku lewati
untuk menuju FT fakultas kesayangan ku. Terus berjalan dan berjalan sehingga ku
temui sekurumun cewek-cewek lagi duduk sambil minum es teller. Sekilas nampak
oleh mata jalang ini sesosok wanita mirip Si Ratu Senjaku. ku dekati dan ku
perjelaskan raut mukanya. Hati seakan bercerita dengan otak kiri ku inilah dia
cewek pujaan mu.. Ahhhhh sial… ternyata aku salah orang. Sambari tersenyum aku
terus berjalan hingga sampai di taman tempat tongkrongan P3GT sambil nunggu
dosen masuk.
Sengaja
ku pilih duduk menyindiri agar aku bisa menghayal sedikit rona wajahnya yang
kian akrab menyapa benak ini namun samar-samar. Bayangan nya hanya sebuah ilusi
belaka. Yah begitu kata hati ku…. Tak jauh sedikit dari tempat ku duduk ada
teman-teman lokal ku yang lagi berceria seperti biasanya sambil menunggu jam
masuk. Kadang hati ini sedikit iri dengan candaan mereka yang sesekali menoleh
ke arah ku namun ku coba tepis fikiran itu karena mereka tak tau apa yang
sedang ku fikir kan. Tak jarang juga hati ini menceloceh fikir ini.
Apa sih yang sedang kamu fikirkan
ilham??
Tak harus kamu
memikirkan sesosok awan malam yang belum tentu datang menyapa mu, itu hanya
akan membuatmu terbuai dalam pengharapan tak jelas. Fikir
dan terus ku fikirkan…. Tiba-tiba
seorang cewek teman kelas ku bilang.. Bang
Ilham kita gak jadi masuk..
“Kenapa”??
Tanyaku
“Dosennya keluar kota bang”…
“Oooo ok lah jawabku”
dengan senyum…
Ayo kita pulang…
terusnya seraya mengajak
Ok lanjut kalian aja dulu Lagian
kita pulang nya khan beda arah hehehe.. cemeeh ku..
Oh iya…
jawab sambil menjulurkan lidah jelek nya…..preeet….
Ok dach…
kami duluan ya
Iya…
jawabku dengan nada rata..
“Oya hati-hati tu ntar hantu di
pohon tu ajak dansa lagi,,,” tukas si cewek imut itu sambil
meledek ku..
Aku
hanya tersenyum… sambil melihat punggung nya berbalik arah menuju jalan pulang…
Sepintas
terbayang oleh ku. Kok dia mirip sama cewek tempo hari ya.. Ah mustahil masa
dia sih. Dia khan hidungnya fesek.com.. hehe.
Benar
sudah fikiran ini telah di rasuki wajah Si Ratu Senja itu sehingga semua yang
ku lihat mirip dia daun luruh pun menjelma bagai lantunan nasihatnya dikala
itu. Setelah ku tutup sedikit lamunan tentang nya ku langsung pulang menuju
asrama, badan ini terasa sedikit letih dan mata pun ingin sekali menumui sobat
senjatinya si kasur biru.
Sesampai
di tengah jalan fikiran gundah lagi menyapa setelah ku bertemu sepasang kekasih
yang lagi asyik ngobrol dan bercanda gurau sambil minum segelas Pop Ice. Si Ratu
senja mulai lagi hadir bersama semaknya fikiran ku. Tiba- tiba terlintas
difikirku tuk ingin sebentar melepasnya di pantai. Mungkin dalam kerumunan
orang aku akan sedikit bisa melupakan imut ruman nya. Aku pun berbelok arah dan
menuju pantai Gajah I. Rasa kantuk, letih seakan tak terasa lagi.
Sesampai
ku di pantai juga ku pilih tempat yang sedikit sepi dan aku pun duduk sambari
menatap elok nya sang surya yang sedang memerahnya di samarkan sedikit oleh
kicauan camar laut yang sedang berpestapora menikmati santapan akhir senja.
Hati pun terus menerawang jauh dengan bayangan Si Gadis Primadona menemani.
Termenung….
Itu lah yang ku lakukan di senja itu. Hanya duduk bersama bayangan semu. Hilang
pencarian ku hilang dia telah dibawa letusan ombak dan desiran pasir. Tak
terasa Matahari sudah hampir hilang. Aku masih berada di sini.
Duuuuum
suara pecahan ombak menghantam tumpukan batu tempat ku duduk dan asinnya air
laut sedikit memasuki rongga mulutku. Asin membangunkan ku dari percakapan
semalam. Aku merasa di bangunkan kembali olehnya, terbangun dari fikiran ingin
bertemu.
Sungguh
aku tak menyangka semudah itu aku terlena oleh bayangan bintang nan kelam dan
kelabu menyelimuti fikir ini. Ternyata semua banyangan datar yang mengujiku tuk
memiliki. Bodoh…. Mungkin jika semua tau kata itu yang cocok untuk ku. Ya lah
mengharap sesuatu yang tak pasti. Namun, bagiku ini sebuah kenangan terindah
yang tak akan terlupakan sepanjang masa dan akan ku jadikan ini rongga tuk ku
menafas demi cerita cinta selanjutnya. Ini pengalaman aneh yang akan membawaku
menemui hakekat cinta sesungguhnya walaupun bernilai hayalan namun ini akan
membangkit jiwa keseriusanku dalam mencari sebongkah emas yang jadi impian
keluarga dan sahabat-sahabatku.
Ya
Allah tuntun lah aku ke jalan Mu dan jauhkan aku dari sifat-sifat yang tak
Engkau Ridhai.