Rabu, 24 April 2013

0 komentar
Percakapan Semalam

Jauh di terik hari kita berjalan memikul beban yang berat, begitu berat!! Diremang ini ku temui penginspirasi unik yang membangkit gelora yang selama ini terpuruk sepi. Kau begitu menggugah semangat hingga aku tak sadar kalau aku terus berlutut mencerita keluh kisah ini kepadamu, kau wanita tegar; penyemangat. Senja itu menimbun sejuta kenangan melonggarkan gembok hati ku yang selama ini terasa jauh akan cinta. Dulu, bagiku cinta tak ada makna, menyusahkan dan mempertarungkan harga diri. Namun kini cinta itu tereksplor kembali setelah perjalanan yang begitu singkat di sebuah sungai kecil, kota tua di Padang.
Di senja itu kau ubah fikir ini jadi nyata akan cinta. Seakan hati ini terhidupi kembali dengan lembut nya intonasi suaramu, imut ruman mu juga mengstatiskan pandangku tuk terus menatap indah nya alunan bibir yang melantunkan sejuta harap, menyuplai sebuah ketenangan yang selama ini tenggelam bersama kesibukan ku.
Matahari terus menepi dan akan menjemput sobat sejatinya yaitu senja nan malang. Di sudut sana masih banyak pasangan-pasangan kekasih yang sedang memadu cinta sambari menikmati sang surya melambaikan senyum terakhirnya tuk semua penikmat keindahan nya. Senja ini masih terasa bergetar bagiku, ku lirik kiri dan kanan yang terlihat hanya mereka-mereka yang sedang berkasih sayang namun beda dengan ku. Aku hanya seorang mahkluk Tuhan yang berjalan dengan seorang wanita “Imut ; Penyelamat” . hanya istilah itu yang muncul di benak ini karena sungguh dia penyelamat cinta ku. Biar mereka datang mencibirku karena sungguh mereka tak tau apa yang sedang ku alami saat ini.
Cinta bagiku tak memakai istilah, cinta hanya sebuah perasaan yang tak tau kapan dia menghampiri. Namun, tak jarang juga cinta itu perlu kita cari, kita tilik dan mendekati tuk mengetahui bahwa masih ada secuil rasa yang tersisa untuk kita. Mungkin di senja ini aku telah melakukan itu untuk menambahkan kecerahan jiwa yang selama ini hanya gulita yang mengisi. Jadi aku tak peduli!! biar orang berkata apa, biar mereka mengatakan aku penggila rasa sungguh bagiku itu kedamaian hakiki karena bertemu dengan si gadis manis kerudung biru. Senja jangan lah cepat kau menutup mata aku masih ingin berbagi rasa dengan nya. Jika kau pun ingin menghilang sisakan sedikit cahaya untuk ku biar ku bisa melihat aroma bibir manis nya. Senja berikan aku satu kesempatan tuk terus menggali kedalaman hati biarkan ku tata hati ini jadi bintang cemerlang di malam ini.
Ingin ku pelankan gerak langkah ini biar waktu sedikit terlihat lama. Namun apa daya ku waktu berkunjung memisahkan aku dengan nya dan aku berjanji akan ku tuliskan cerita ini di buku harianku kelak anak-anak cucu ku akan mengetahuinya kalau aku pernah bertemu sesosok wanita yang berpetualang di hatiku di senja ini. Hehehehe….. sambari tertawa pelan ku tutup senja ini dengan hati yang lega.
Adzan subuh membangunkan ku tuk temui segayung air di sumur. Setelah selesai melaksanakan kewajibanku sebagai muslim sejati. Terus ku ambil Si biru mudaku dan ku tuliskan kenangan ini dengan mata melotot. Sedikit ku bayangkan senja yang terlewat begitu indah berjalan dengan harapan penuh kemenangan dihati tertawa kecil, begitu polos nya hati ini ya Allah sehingga aku terbuai dengan curhatan yang mengindahkan senja itu.
Hasrat mugkin ingin memiliki namun kesempatan tak sebesar dulu. Cinta sekarang butuh perjuangan khusus, banyak yang harus di pertimbangkan dan aku tak ingin cinta meresahkan jiwa ini. Yang ku ingin hakekat cinta sejati, bukan waktu ku lagi tuk terus bermain dengan perasaan karena terlalu banyak hati yang tersakiti karena cintaku.
Biarkan waktu terus berjalan pelan dan akhirnya nanti ku akan menemui cinta karena ku yakin Tuhan telah mempersiapkan itu untuk ku. Aku meyakini nya jika waktu tak bertahan lama untuk ku dalam sekejap mata berkedip akan hadir sebuah cinta simetris untuk ku yang akan mengubah pola hatiku, mengarah ke arah sumbu datar cinta hakiki. Sekarang fajar telah hilang tinggal bercak-bercak jingga di ufuk timur yang menyadarkan aku pagi datang menjelma.
Menyambut sang pagi dengan senyuman sejagad aku pun bergegas melaksanakan aktifitas biasa. Kuliah… ya kuliah itu lah kegiatan sehari-hari ku. Sebagai seorang Mahasiswa Beasiswa aku bertekad menjadikan ini sebuah kesempatan emas yang mana emas itu masih tertanam dalam-dalam di dasar gunung sekarang tugas ku untuk menggali gunung tersebut walaupun terjal menunggu akan ku hilangkan rasa gamang itu dan kelak aku akan persembahkan sebongkah emas perjuangan ku di depan-depan mereka yang telah menyuplaikan aku energi mekaniknya sehingga aku mampu berjalan dan terus bergerak tuk menggali sebuah kemenangan yang tertimbun di dalam gunung perjuangan ini.
Meski sebagai Mahasiswa yang makan, minum, jajan, dan perlengkapan lainnya di tanggung Negara. Namun, tak jarang juga aku menapakan kaki ini di aspal. Hehe jalan kaki maksud nya. Mmmm maklum uang sering macet.
Dengan perasaan berharap sesuatu yang tak pasti adanya, ku terus ayunkan langkah kaki ini dengan pelan hingga sampai di FMIPA salah satu fakultas yang harus ku lewati untuk menuju FT fakultas kesayangan ku. Terus berjalan dan berjalan sehingga ku temui sekurumun cewek-cewek lagi duduk sambil minum es teller. Sekilas nampak oleh mata jalang ini sesosok wanita mirip Si Ratu Senjaku. ku dekati dan ku perjelaskan raut mukanya. Hati seakan bercerita dengan otak kiri ku inilah dia cewek pujaan mu.. Ahhhhh sial… ternyata aku salah orang. Sambari tersenyum aku terus berjalan hingga sampai di taman tempat tongkrongan P3GT sambil nunggu dosen masuk.
Sengaja ku pilih duduk menyindiri agar aku bisa menghayal sedikit rona wajahnya yang kian akrab menyapa benak ini namun samar-samar. Bayangan nya hanya sebuah ilusi belaka. Yah begitu kata hati ku…. Tak jauh sedikit dari tempat ku duduk ada teman-teman lokal ku yang lagi berceria seperti biasanya sambil menunggu jam masuk. Kadang hati ini sedikit iri dengan candaan mereka yang sesekali menoleh ke arah ku namun ku coba tepis fikiran itu karena mereka tak tau apa yang sedang ku fikir kan. Tak jarang juga hati ini menceloceh fikir ini.
Apa sih yang sedang kamu fikirkan ilham??
Tak harus kamu memikirkan sesosok awan malam yang belum tentu datang menyapa mu, itu hanya akan membuatmu terbuai dalam pengharapan tak jelas. Fikir dan terus ku fikirkan…. Tiba-tiba seorang cewek teman kelas ku bilang.. Bang Ilham kita gak jadi masuk..
“Kenapa”?? Tanyaku
“Dosennya keluar kota bang”…
“Oooo ok lah jawabku” dengan senyum…
Ayo kita pulang… terusnya seraya mengajak
Ok lanjut kalian aja dulu Lagian kita pulang nya khan beda arah hehehe.. cemeeh ku..
Oh iya… jawab sambil menjulurkan lidah jelek nya…..preeet….
Ok dach… kami duluan ya
Iya… jawabku dengan nada rata..
“Oya hati-hati tu ntar hantu di pohon tu ajak dansa lagi,,,” tukas si cewek imut itu sambil meledek ku..
Aku hanya tersenyum… sambil melihat punggung nya berbalik arah menuju jalan pulang…
Sepintas terbayang oleh ku. Kok dia mirip sama cewek tempo hari ya.. Ah mustahil masa dia sih. Dia khan hidungnya fesek.com.. hehe.
Benar sudah fikiran ini telah di rasuki wajah Si Ratu Senja itu sehingga semua yang ku lihat mirip dia daun luruh pun menjelma bagai lantunan nasihatnya dikala itu. Setelah ku tutup sedikit lamunan tentang nya ku langsung pulang menuju asrama, badan ini terasa sedikit letih dan mata pun ingin sekali menumui sobat senjatinya si kasur biru.
Sesampai di tengah jalan fikiran gundah lagi menyapa setelah ku bertemu sepasang kekasih yang lagi asyik ngobrol dan bercanda gurau sambil minum segelas Pop Ice. Si Ratu senja mulai lagi hadir bersama semaknya fikiran ku. Tiba- tiba terlintas difikirku tuk ingin sebentar melepasnya di pantai. Mungkin dalam kerumunan orang aku akan sedikit bisa melupakan imut ruman nya. Aku pun berbelok arah dan menuju pantai Gajah I. Rasa kantuk, letih seakan tak terasa lagi.
Sesampai ku di pantai juga ku pilih tempat yang sedikit sepi dan aku pun duduk sambari menatap elok nya sang surya yang sedang memerahnya di samarkan sedikit oleh kicauan camar laut yang sedang berpestapora menikmati santapan akhir senja. Hati pun terus menerawang jauh dengan bayangan Si Gadis Primadona menemani.
Termenung…. Itu lah yang ku lakukan di senja itu. Hanya duduk bersama bayangan semu. Hilang pencarian ku hilang dia telah dibawa letusan ombak dan desiran pasir. Tak terasa Matahari sudah hampir hilang. Aku masih berada di sini.
Duuuuum suara pecahan ombak menghantam tumpukan batu tempat ku duduk dan asinnya air laut sedikit memasuki rongga mulutku. Asin membangunkan ku dari percakapan semalam. Aku merasa di bangunkan kembali olehnya, terbangun dari fikiran ingin bertemu.
Sungguh aku tak menyangka semudah itu aku terlena oleh bayangan bintang nan kelam dan kelabu menyelimuti fikir ini. Ternyata semua banyangan datar yang mengujiku tuk memiliki. Bodoh…. Mungkin jika semua tau kata itu yang cocok untuk ku. Ya lah mengharap sesuatu yang tak pasti. Namun, bagiku ini sebuah kenangan terindah yang tak akan terlupakan sepanjang masa dan akan ku jadikan ini rongga tuk ku menafas demi cerita cinta selanjutnya. Ini pengalaman aneh yang akan membawaku menemui hakekat cinta sesungguhnya walaupun bernilai hayalan namun ini akan membangkit jiwa keseriusanku dalam mencari sebongkah emas yang jadi impian keluarga dan sahabat-sahabatku.
Ya Allah tuntun lah aku ke jalan Mu dan jauhkan aku dari sifat-sifat yang tak Engkau Ridhai.
 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com